Thursday 22 June 2017

Arab Tak Berarti Habib (17): Republik Arab Suriah

Penulis : PROF. SUMANTO AL QURTUBY
sumber : https://www.facebook.com/Bungmanto/posts/10158961116575523

Syria atau Suriah (Bahasa Arab: Suriya) yang nama lengkapnya adalah Republik Arab Suriah (al-Jumhuriyah al-Arabiyyah al-Suriyah) adalah sebuah negara di Timur Tengah atau Asia Barat berpenduduk sekitar 18 juta. Negara ini berbatasan dengan Libanon, Turki, Irak, Yordania, dan Israel.

Dalam literatur Bahasa Inggris, nama Suriah ini sama dengan Levant yang dalam Bahasa Arab disebut a-Syam. Itulah sebabnya ISIS disebut juga ISIL (Islamic State of Iraq and Levant). Nama al-Syam itu sangat populer dalam tradisi Islam, dan memang Suriah merupakan salah satu kawasan klasik dan bersejarah tempat berbagai kerajaan dan empirium kuno membangun peradaban termasuk Kerajaan Ebla yang legendaris itu.

Damaskus dan Aleppo adalah dua di antara kota-kota kuno yang masih bertahan hingga sekarang. Di zaman Kekhalifahan Islam, Damaskus pernah menjadi ibukota Kerajaan Umayyah, kerajaan pertama dalam sejarah kepolitikan Islam. Kesultanan Mamluk di Mesir juga pernah menjadikan Damaskus sebagai kota provinsi yang penting.

Dalam sejarah Suriah modern telah bergonta-ganti nama. Dulu di zaman Turki Usmani, kawasan ini bernama Arab Levant. Kemudian setelah Turki Usmani rontok, kawasan ini bergonta-ganti nama: pada 1920 pernah bernama Kerajaan Arab Suriah, kemudian Negara Suriah (pada waktu di bawah mandat dan kontrol Perancis). Pernah juga bernama Republik Suriah yang dideklarasikan oleh negara-negara kecil bentukan Perancis: Negara Suriah, Negara Alawi, dan Negara Jabal Druze. Perancis memang sangat berperan dalam membentuk peta sosial-kultural-politik Suriah kontemporer seperti tampak dewasa ini.

Suriah merupakan salah satu kawasan yang sangat plural dan kompleks di Timur Tengah, baik dari aspek bahasa, agama, maupun kelompok etnik. Ada banyak suku bangsa yang tinggal di kawasan ini: Arab, Yunani, Armenia, Assyria, Kurdi, Turki, Mandea, Kirkasia, dlsb. Dari aspek kelompok agama juga sangat majemuk: Sunni, Kristen, Druze, Alawi, Ismaili, Mandean, Yahudi, Yazidi, dlsb. Dengan 10%, Kristen menempati agama minoritas-mayoritas di Suriah setelah Islam, lalu disusul Druze (Druizme). Ada banyak denominasi Kristen di Suriah, yang sebagian berkembang di Indonesia.

Banyak yang mengira Suriah adalah "negara Syiah". Itu adalah keliru besar. Mayoritas penduduk Suriah adalah Arab Sunni. Hanya saja, kekuasaan dikontrol oleh "Rezim Alawi" (keluarga al-Assad). Jadi, dalam konteks Suriah, "minoritas mengontrol mayoritas" seperti di Irak zaman Saddam Hussein dulu, dimana minoritas Arab Sunni mengontrol Syiah dan Kurdi.

Apakah Alawi itu Syiah? Tidak jelas. Dalam sejarahnya arus utama Syiah juga tidak mengakui Alawi sebagai bagian dari Syiah karena dipandang "sesat" dan menyimpang dari kanon resmi kesyiahan. Jangankan pada Alwawi, kepada para pengikut Syiah Zaidiyah dan Ismailiyah saja, Syiah Imamiyah atau Itsna Asyariyah sebagai Syiah mayoritas tidak mengakui otentisitas mereka. Orang-orang Alawi (berbeda dengan Alevi di Turki atau Ba Alawi di Yaman) sendiri lebih suka menyebutnya "Alawi" ketimbang Syiah.

Bagaimana kisah selanjutnya kenapa Alawi bisa menguasai pemerintahaan Suriah? Dan seperti apakah sebetulnya "jenis kelamin" dari sekte Alawi itu? (bersambung).
#RepublikArabSuriah
#ArabTakBerartiHabib

No comments:

Post a Comment

Perang Melawan ISIS dan Terorisme

Penulis : PROF. SUMANTO AL QURTUBY Sumber :  http://news.liputan6.com/read/3004571/perang-melawan-isis-dan-terorisme?source=search Liput...